Rabu, 06 November 2013

GREEN MAP UNTUK BANK SAMPAH MY DARLING DAN AKOR BIN LUSI

Kendangsari, Surabaya , September 2013 . Green Map atau dalam bahasa Indonesia disebut Peta Hijau, merupakan sebuah gambaran untuk mempresentasikan suatu wilayah , sama dengan peta biasa , namun dalam Green Map , peta dibuat berdasarkan apapun yang terjadi dan terdapat diwilayah tersebut, jadi baik hal positif maupun negative tetap dimasukkan, karena yang positif  wajib dipertahankan dan yang negatif perlu diperbaiki berdasarkan evaluasi dan monitoring .

Pembuatan Green Map juga dilaksanakan di RW III Kelurahan Kendangsari , tepatnya di RT 01 dan RT 02 , tepat di Bank Sampah My Darling KS dan Bank Sampah Akor Bin Lusi , kedua bank sampah merupakan bagian dari program CFAS (  Care For Surounding Area ) dari PT. Unilever Indonesia Tbk Rungkut Factory , karena dalam program tersebut, selain bank sampah, juga dimasukkan beberapa pilar lain, misalnya pilar komunikasi melalui blog, pilar lingkungan melalui bank sampah dan penghijauan , pilar ekonomi , pilar nutrisi dan juga pilar sanitasi .  nah Green map bisa dimasukkan dalam pilar lingkungan dan pilar komunikasi.

Pembuatan Green Map di Bank Sampah My Darling KS dan Bank Sampah Akor Bin Lusi tidak dilakukan secara bersamaan agar lebih focus terhadap wilayah masing-masing, untuk My Darling, dilakukan pada 14 September 2013 , dan untuk Akor Bin Lusi dilaksanakan pada 21 September 2013 , yang terlibat dalam pembuatan greenmap adalah para pengurus bank sampah yang dibantu oleh Fasilitator, yaitu Tri Mulyono dan Wendy Janulistyan dari LSM Wehasta yang notabene mitra Pabrik Unilever Rungkut . 

Tahapan untuk membuat Green Map yaitu dimulai dengan menerangkan apa itu Green Map kepada pengurus bank sampah , lalu dilanjutkan dengan eksplorasi wilayah, jadi fasilitator dan pengurus bank sampah berkeliling wilayah untuk “ merekam “ dan melihat apa saja yang terdapat disana, dan fasilitator sambil menggambar wilayah secara kasar dan memberikan catatan-catatan untuk kemudian dituangkan dalam kertas yang lebih besar, setelah selesai eksplore, dilanjutkan dengan menggambar peta di kertas karton lebar, lalu para pengurus membuat symbol-simbol greenmap sesuai contoh yang diberikan oleh Fasilitator , disini terjadi keseruan dan kelucuan karena pengurus merasa “ kembali jadi anak PAUD “ yang menggunting kertas warna dan membuat gambar-gambar kecil,  dilanjutkan dengan penempelan symbol – symbol greenmap pada peta yang telah dibuat, nah disini para pengurus harus kompak untuk menentukan dimana menempelkan suatu symbol , ya kadang mereka berdebat untuk menentukan titik suatu symbol, tapi itulah proses untuk membuat greenmap. Nah setelah greenmap sudah jadi , maka difoto bersama para pembuat, selanjutnya greenmap dipigora dan dipasang di bank sampah .
Jadi greenmap yang sudah jadi ini boleh dilihat oleh siapa saja, boleh dikomentari dan dievaluasi, karena greenmap juga perlu diupdate minimal 6 bulan sekali atau sesuai kebutuhan dari bank sampah. ( oleh  : Tri Mulyono Wehasta )

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More